Suprayitno

Semarang / Warga Epistoholik Indonesia

Saturday, November 13, 2004

Selamat datang di situs blog saya
sebagai warga Epistoholik Indonesia




Nama saya, Suprayitno, wiraswastawan bidang konveksi dengan produk utama kaos-kaos bertopik politik kontemporer. Saya kelahiran Kebumen, 8 Januari 1961, kini berdomisili di Semarang. Pendidikan terakhir SMEA tahun 1980 berijasah.

Sebelumnya dari tahun 1982 sampai 2004 bekerja di PT Dos Ni Roha cabang Semarang, dengan jabatan terakhir sebagai koordinator inkaso. Menikah dengan dikaruniai dua anak.

Terjun saya sebagai sebagai seorang epistoholik didorong oleh sifat “usil” positif dan sulit diam. Terutama bila melihat pelbagai tindak ketidakadilan, penyimpangan atau pelecehan, secara spontan saya ingin menuangkan protes dan uneg-uneg dalam bentuk surat-surat pembaca di media massa. Menurut saya, banyak hal di sekitar kita yang layak diperbincangkan dalam kolom-kolom surat pembaca.

Dengan menulis saya mendapatkan kepuasan tersendiri. Apalagi banyak di antara kita yang seumur hidupnya tidak pernah bisa menulis di koran atau media massa. Jadi menulis adalah kegiatan intelektual yang sangat membanggakan dan bermanfaat untuk diri sendiri mau pun orang lain.

Bagi saya, tulisan mempunyai power yang luar biasa dalam menggerakkan peradaban manusia. Dengan tulisan, tatanan kehidupan yang sudah sangat mapan tiba-tiba bisa menjadi terguncang hebat. Atau sebaliknya, dari suatu tatanan yang buruk menjadi sangat baik. Menurut pendapat saya, tulisan jauh lebih hebat dari senjata apa pun. Persoalannya bagaimana memberi “roh” agar tulisan itu hidup dan memberi power untuk menggerakkan peradaban.

Sementara itu posisi tulisan surat pembaca, menurut saya berada pada pernik-pernik kehidupan yang bisa saja suatu ketika menjadi kerikil-kerikil tajam yang melukai kaki atau hanya sekadar numpang lewat untuk jual gagasan/ide.

Saya sangat menghargai manusia-manusia super yang telah mampu membuat dunia terperangah berkat karya-karya tulisnya, seperti Karl Marx (1818-1883), Friedrich Nietzche (1844-1900) atau Sigmund freud (1856-1939), terlepas dari apakah kita setuju atau tidak terhadap karya tulisnya.

Ada pengalaman menarik di dalam aktivitas saya menulis surat pembaca. Di antaranya saya pernah didatangi pejabat POM (Pengawas Obat dan Makanan Departemen Kesehatan), pejabat Indofood (saya diberi produk Indofood) dan pernah juga didatangi pejabat perusahaan produsen oli Top 1, di mana saya diberi macam-macam hadiah barang promosi.

Dukanya sebagai epistoholik, setelah selama sekian tahun saya menulis di kolom surat pembaca, saya merasakan tidak pernah memperoleh feedback dari pembaca. Kadang saya berpikir, tidak ada manfaatnya tulisan-tulisan saya. Bahkan karena saking frustrasinya, pada harian Wawasan (7/10/1998), saya menulis gagasan upaya membangun jaringan komunikasi interaksi antarpembaca. Tetapi, tidak ada tanggapan dan itu mengecewakan. Kini saya senang sekali menerima surat dari Epistoholik Indonesia.

Usulan saya untuk komunitas Epistoholik Indonesia : bagaimana kalau di antara kita memakai panggilan “bung”, supaya menjadi egaliter. Setuju, Bung ? (Setuju sekali, Bung Suprayitno ! – BH).


Semarang, November 2004


Suprayitno
Perumahan Graha Mukti
Jl.Tlogo Mukti Timur I/878
Semarang
HP : 081325736405



------------------

PENGANGGURAN, MARI KITA BERSATULAH !
Harian Kompas Edisi Jawa Tengah, 13/11/2004


Seperti yang sering kita baca, saat ini angka pengangguran di negeri ini mencapai angka yang demildan besar, sekitar 40 juta orang. Mengapa pengangguran di negeri ini sedemikian besar ? Ada beberapa penjelasan yang sering kita dengar, yaitu karena. rendahnya investasi, baik dalam. negeri maupin asing, serta rendahnya mutu sumber daya manusia (SDM).

Rendahnya tingkat investasi itu terkait ketidakpercayaan investor terhadap kepastian hukum, stabilitas politik, dan berbagai prosedur birokrasi yang akhirnya menyebabkan ekonomi biaya tinggi serta infrastruktur yang kurang memadai. Investor asing lebih suka menanamkan modalnya di negara tetangga, seperti di Malaysia, Thailand. Vietnam, atau China, sebab konon di negara itu lebih aman.


Banyaknya pengangguran juga disebabkan oleh mutu SDM. Padahal, bicara masalah SDM selalu terkait demgan mutu pendidikan. Ini berarti mutu pendidikan tidak nyambung dengan kenyataan yang sebenarnya. Pendidikan seolah﷓olah untuk pendidikan itu sendiri, bukan untuk mengatasi beragam persoalan hidup sehari﷓hari dan bukan untuk memenangkan persaingan global. Pendidikan kita seakan﷓akan teralienasi pada dunianya sendirl.

Saya tidak ingin adu argumentasi mengenai siapa yang salah terhadap "malapetaka" yang menimpa negeri ini. Sebab, sesuai judul surat ini saya hanya mengharapkan persatuan di kalangan penganggur.

Teman﷓teman penganggur masing﷓masing memiliki berbagai alasan mengapa. sampai kini masih menganggur. Mungkin ada yang di﷓PHK (pemutusan hubungan kerja), ada yang mengundurkan diri dari pekerjaan karena tidak cocok dengan lingkungan atau pendapatan, ada yang belum dapat panggilan kerja meski sudah melamar puluhan kali, atau menanti pekerj'aan yang sesuai.

Saya sebagai penganggur ingin membuat ikatan di antara sesama penganggur untuk bekerja sama menciptakan lapangan kerja. Saya yakin di antara penganggur sebenarnya tersimpan potensi. Mungkin di antara Anda ada yang memiliki modal, tetapi tidak mempunyai kiat bagaimana mengembangkan modalnya. Mungkin ada yang memiliki tempat yang cocok untuk membuka usaha, namun tidak punya modal. Mungkin ada yang ahli di bidang tertentu, tetapi karena persaingan yang begitu tajam, akhirnya masih tetap menganggur.

Berbagai kemungkinan kelebihan dan kekurangan ini andai bisa disatukan, saya yakin di antara pengariggur sebenarnya bisa mendirikan perusahaan yang akan dikelola bersama dengan perjanjian dan kesepakatan yang dibuat sebelumnya.

Saya pengangguran yang kebetulan memiliki ide untuk membuat "Kaos Politik Kontemporer". Kekuatan jual kaos ini terletak pada frase yang progresif﷓visioner. Frase yang terdapat pada kaos ini memiliki visi untuk pencerahan bagi civilization. Target pasarnya adalah mahasiswa dan anak muda yang gaul dengan kondisi sosial kita. Beberapa contoh kaos sudah saya produksi, namun untuk pengembangan lebih lanjut ada kendala yang berat, yaitu di permodalan. Intinya saya punya ide, tetapi tidak punya modal.

Adakah di antara penganggur yang ingin bekerja sama dalam usaha ini? Saya juga memiliki pengalaman kerja yang cukup matang di bidang "management inkaso" khususnya yang bergerak di bidang farmasi. Mungkin pengalaman kerja ini bisa kita jadikan modal kerja sama yang baik.


SUPRAYITNO
Perumahan Graha Mukti
Jl. Tlogomukti Timur I/878
Semarang

Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 13/11/2004


-----------------

PELESATARIAN SATWA
Harian Kompas edisi Jawa Tengah, 1/11/2004

Suatu hari yang panas, saya mielihat seekor kuda tua menarik beban yang sarat. Karena kuda tampak kelelahan, agar terus bisa berlari kencang, di cambuklah berkali﷓kali. Kuda pun tertatih﷓tatih berusaha berlari kencang. Saya perhatikan badan kuda itu tak cukup terawat. Saya berpikir, inikah kodrat kehidupan? Betapa malang nasib kuda. Bila tak lagi produktif karena umurnya yang makin tua, pemihk kuda akan me nyembelih atau menjualnya.

Apakah pendeiitaan kuda tidak diikuti penderitaan hewan lain Sebenarnya yang bernasib lebih tragis dari kuda masih banyak, misalnya sapi yang memberi susu untuk kehidupan pada bayi manusia, tetapi ketika air susunya tidak keluar, sapi segera disembelih atau dijual.

Bagairnana dengan nasib burung dalam sangkar? Apakah ini juga kodrat kehidupan di mana manusia bebas menentu kan seluruh nasibnya? Alangkah malang nasib burung yang dikaruniai Allah suara indah, atau dikaruniai bulu menawan. Sebab, bisa dipastikan burung ini diburu manusia. Burung akan disekap dalam sangkar.

Burung adalah milik alam semesta. Biar alam yang menjaga dan memeliharanya. Manusia boleh mendengarkan kicau merdunya atau memandangi bulunya yang indah tanpa harus menyekap dalam sangkar. Tugas manusia merawat alam supaya burung betah berkicau di lingkungan itu.

Mari kita jaga dan lestarikan satwa. Bagi yang hobi memelihara burung, lepaskanlah burung itu. Biarkan mereka terbang bebas dan kembali kepada yang memiliki, yaitu alam.

Jangan khawatir setelah dilepas burung itu akan mati kelaparan. Sebab, Allah Maha Pengasih bagi siapa pun. Bagi yang hobi menembak, berhentilah membunuh burung, Berikanlah kesempatan bagi burung untuk menikmati kehidupannya. Simpan senjata itu sebagai kenangan.



SUPRAYITNO
Perumahan Graha Mukti
Jl. Tlogomukti Timur I/878
Semarang

Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 13/11/2004
-------------


IKLAN ROKOK YANG MENYESATKAN
Harian Kompas edisi Jawa Tengah, 15/10/2004


Dalam sebuah iklan rokok di televisi, ada adegan percakapan seorang pengendara mobil yang kebetulan sedang lewat dengan petani tembakau. Inti percakapan adalah kekaguman pengendara mobil yang menyaksikan "kebun tembakau" milik petani.

Dengan latar belakang tanaman tembakau yang sangat subur itulah dijelaskan, tanaman itu merupakan pesanan dari perusahaan rokok tertentu karena perusahaan itu hanya menggunakan tembakau dengan kualitas terbaik.

Sedangkan iklan rokok lain menawarkan kenikmatan, keharuman, dan gurih. Tetapi, bersamaan dengan itu terdapat peringatan keras, rokok berbahaya karena dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin.

Sehubungan dengan hal itu saya ingin mengajukan pertanyaan kepada semua produsen rokok yang mempromosikan produknya terbuat dah tembakau dengan kualitas terbaik. Apa yang dimaksud dengan tembakau kualitas terbaik? Apakah maksudnya tembakau dengan kandungan nikotin dan tar yang sangat tinggi ?

Bukankah semakin tinggi kadar nikotin dan tar dalam rokok sangat berbahaya bagi kesehatan? Karena, nikotin mempunyai efek terhadap penggumpalan darah. Sel darah merah akan mudah menggumpal yang dapat mengakibatkan serangan jantung. Tar yang terkandung dalam rokok berkaitan dengan risiko kanker. Tembakau terbaik otomatis memiliki kadar racun yang lebih tinggi.

Rokok juga mengandung gas beracun berbahaya yang lain, seperti yang paling berbahaya adalah gas karbon monoksida (CO) dan gas nitrogen oksida. Gas CO dalam. asap rokok bisa mengikatkan diri pada. BB darah. Akibatnya, oksigen yang dibutuhkan tubuh tersingkir dan tak dapat digunakan.

Efek selanjutnya, jaringan pembuluhdcarah menyempit dan mengeras, sehingga mengakibatkan penyumbatan. Gas nitrogen oksida adalah pembunuh makrofag, sejenis butir darah putih yang bertugas membunuh kuman di paru﷓paru.

Jika seorang wanita hamil merokok, berarti bayi dalam kandungannya seakan ikut merokok karena ibu meneruskan gas CO dan nikotin ke dalam aliran darah bayi. Ini berarti mengurangi pemasokan oksigen dan mempercepat denyut jantung bayi. Persis seperti peringatan yang dibuat perusahaan rokok, yaitu merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin.

Oleh karena itu, iklan rokok yang spektakuler; menawarkan keberaniari, kejantanan, kenikmatan, dan gairah sungguh penyesatan. Kenikmatan rokok hanya semu yang harus dibayar mahal.

Pemerintah seharusnya amat membatasi iklan rokok dalam bentuk apa pun. Masyarakat harus dilindungi dari bahaya rokok, terutama anak﷓anak. Pemerintah jangan hanya berpikir pernasukan dan cukai, tetapi juga harus mau berpikir dampak negatif dari merokok.

Perusahaan rokok sebenarnya menyadari bahaya merokok. Tetapi, mengapa perusahaan rokok justru mengiklankan produknya secara besar﷓besaran pula ? Ini kontradiksi, sebab mereka telah memperingatkan bahaya merokok, namun di sisi lain tetap mengajak masyarakat terus merokok.

Pemerintah mau pun Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia sebaiknya tidak memperbolehkan iklan rokok menggunakan kata nikmat, gurih, harum, atau kata lain yang dapat menyesatkan masyarakat.


SUPRAYITNO
Perumahan Graha Mukti
Jl. Tlogomukti Timur I/878
Semarang

Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 13/11/2004

Thursday, November 11, 2004

PENUTUPAN TEMPAT HIBURAN
Harian Suara Merdeka (Semarang), 14/10/2004)



Penutupan tempat hiburan seperti kelab malam, diskotik, mandi uap, griya pijat, bar atau mungkin karaoke selama bulan Ramadhan dipandang sebagai positif. Hal ini merupakan bentuk penghormatan kepada umat muslim yang menjalankan ibadah puasa. Pengusaha di bidang hiburan beserta seluruh karyawannya dimohon kesadarannya tidak beroperasi.

Saya bukannya tidak setuju namun jika alasannya demi menghormati yang sedang puasa, apakah hal ini bijaksana, mengingat saat ini angka pengangguran mencapai 40 juta orang. Padahal dari seluruh pekerja hiburan, mereka harus menghidupi keluarga termasuk istri atau suami dan anak, saudara atau orang tuanya.

Dampak penutupan meski hanya sementara, sungguh berakibat berat bagi karyawan yang keseluruhan hidupnya menggantungkan pada pekerjaan tersebut. Penutupan tentu tidak begitu berarti bagi para pengusahanya, sebab mereka punya banyak pilihan dan uang. Bagaimana dengan pekerjanya ? Mau bekerja apa selama bulan puasa, padahal mereka harus tetap makan.

Solusinya, daripada menutup mata pencaharian mereka, apakah tidak lebih bijak jika perbaiki dulu dari dalam diri sendiri. Di antaranya umat muslim agar selama bulan puasa menjauhi hal-hal yang bersifat pemuasan nafsu hedonisme. Mereka juga perlu menerapkan pola hidup sederhana (mengekang diri untuk tidak bermewah-mewah, setidaknya selama bulan puasa) dan menjunjung tinggi nilai kejujuran. Di samping itu adakan gerakan massal untuk membantu para fakir miskin.

Caranya, di luar bulan puasa biasanya makan 3 kali sehari, namun saat puasa hanya 2 kali. Untuk itu jatah makan yang satu kali berikan kepada kaum fakir miskin yang bisa dikonversikan dengan uang. Tempat hiburan sebaiknya tidak ditutup.

Sebagai kompensasinya pengusaha hiburan diwajibkan membantu kaum fakir miskin, paling tidak selama bulan puasa. Cara ini mungkin lebih simpatik. Jika kita ingin dihormati maka yang harus bisa menjaga martabat (dignity).

Umat Islam harus menunjukkan sebagai umat penjaga perdamaian, penjaga kasih sayang, penjaga moral, penjaga keadilan dan penjaga kejujuran. Teladan dari para pemimpin agama adalah contoh yang paling efektif untuk mewujudkan cita-cita itu.

Pluralitas adalah keragaman kehidupan yang tidak mungkin bisa dihindari, untuk itu semestinya harus bisa menyayangi semua orang yang berbeda keyakinan. Sebagaimana Allah menyayangi seluruh alam semesta beserta isinya. Biarlah perbedaan keyakinan itu Allah SWT sendiri yang memiliki bukan kita yang mengadili.


Suprayitno
Jl.Tlogomukti Timur I/878
Semarang

Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 11/11/2004
----------

KARCIS PARKIR ILEGAL
Harian Suara Merdeka (Semarang), 3/10/2004


Saya ingin menyampaikan beberapa masukan ke Dipenda khusunya yang menangani masalah retribusi parkir kendaraan. Hal ini menyangkut penyalahgunaan karcis parkir yang diduga dilakukan oleh oknum dinas parkir di areal kolam renang Manunggal Jati, Jl. Taman Majapahit Semarang.

Modus operandinya dengan cara menghapus nilai nominal yang ada pada lembar karcis retribusi parkir kendaraan. Jumlah rupiahnya ditutup menggunakan spidol hitam tebal dan diganti nominalnya menjadi Rp. 1.000 disertai tulisan “Gelanggang Pemuda Kota Semarang” (fotokopi terlampir).

Kejadian ini telah berlangsung lama dan diketahui aparat setempat namun mengapa praktik “pemerasan” (pelanggaran hukum) seperti ini dibiarkan berlangsung. Berapa banyak masyarakat dan kantor dinas pajak dirugikan oleh tindakan pengelola areal parkir kolam renang tersebut.

Mohon penjelasan Dipenda apakah mengganti nilai nominal pada karcis parkir tidak termasuk tindak pidana. Jika di areal parkir lain tidak ada modus operandi serupa, apakah pemilik kendaraan berhak menolak membayar parkir karena nominalnya telah dimanipulasi.

Hal lain, mengapa jika masuk ke kolam renang sebelum pukul 07.30 WIB tidak pernah diberikan karcis (tiket masuk) padahal kita tetap disuruh membayar sesuai tarip yang berlaku.

Suprayitno
Jl.Tlogomukti Timur I/878
Semarang

Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 11/11/2004

--------------

KEPRIHATINAN ANAK BANGSA
Harian Suara Merdeka (Semarang), 29/6/2003


Saya sangat prihatin dengan kondisi bangsa dan negara kita. Jika diibaratkan negara ini sebagai Ibu Pertiwi yang sedang menderita sakit dan mengalami pendarahan hebat. Pendarahan itu bukan karena akan melahirkan, melainkan banyak luka menganga akibat perbuatan anak-anak yang tega melukai ibunya.

Bentuk luka secara riil adalah makin menggilanya korupsi di semua lini. Sementara sisi lain banyak rakyat yang ekonominya makin memburuk (melarat). Daya belinya makin menurun, antara pendapatan dan pengeluaran rentangnya sangat tajam.

Demikian juga kualitas pendidikan mengalami penurunan mutu sangat tajam. Makin banyak pengangguran karena kualitas SDM-nya tak mampu bersaing di tengah-tengah globalisasi ekonomi dan kultural yang semakin menggilas negara-negara miskin.

Kita menjadi bangsa yang nyaris hancur di semua bidang. Dehumanisasi terjadi di mana-mana, karena para pemimpin banyak yang mengidap penyakit mumpungisme. Mumpung sedang berkuasa, menumpuk harta sebanyak-banyaknya. Tidak peduli bagaimana caranya dan apa akibat bagi rakyat yang dipimpinnya. Di tengah terjangan badai yang dahsyat ini, banyak rakyat yang kehilangan pegangan, putus asa dan stres.

Saya benar-benar tidak tahu apakah Ibu Pertiwi akan segera sembuh dan memeluk dengan penuh kehangatan kepada seluruh anak-anaknya. Atau akan memejamkan mata untuk selama-lamanya dengan diiringi tangis menyayat dari anak-anaknya.

Oh Ibu Pertiwi, jangan tinggalkan kami dalam ketidakpastian hidup, sebab tanpa kehadiranmu nasib kami ibarat anak ayam yang kehilangan induknya. Mohon para pemimpin, uatamnay para wakil rakyat, bisa merespon kegelisahan suara rakyat ini.


Suprayitno
Jl.Tlogomukti Timur I/878
Semarang

Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 11/11/2004

------------

MEMBANGUN JARINGAN KOMUNIKASI INTERAKSI
Harian Wawasan (Semarang), 7/10/1998


Hallo para pembaca Wawasan yang tercinta, teristimewa bagi penggemar rubrik surat-surat pembaca ini. Melalui surat terbuka ini saya bermaksud ingin membina suatu jaringan komunikasi dengan semua lapisan semua pembaca Wawasan di mana pun Anda berada.

Tujuan utamanya adalah saya ingin merekatkan tali silaturahmi, persahabatan, di antara sesama kita, terlepas dari apa pun latar belakang agama, pendidikan, status sosial, politik dan yang lain-lainnya.

Saya telah banyak menulis di kolom surat pembaca Wawasan , dan sebenarnya dengan tulisan-tulisan tersebut saya sangat mengharapkan ada tanggapan balik dari para pembaca Wawasan yang budiman. Sayangnya tulisan-tulisan itu banyak yang tidak ditanggapi, apalagi polemik. Saya sungguh sering merenung apakah tulisan-tulisan saya tidak layak untuk ditanggapi ?

Terlepas dari itu semua, saya tetap berharap untuk bisa membangun suatu jaringan komunikasi interaksi dengan Anda sekalian. Di tengah-tengah situasi yang serba sulit ini, karena dari hari-hari kita tambah miskin saja, saya berharap semoga melalui media komunikasi interaksi akan terbentuk suatu jalinan persaudaraan yang akrab. Dan dengan keakraban inilah saya berharap kita akan saling memberi informasi.

Informasi apa saja, apakah info bisnis, politik, pendidikan, budaya, agama, bahkan tidak tertutup kemungkinan info dunia metafisis untuk menghadapi gejolak kehidupan yang semakin mengerikan ini. Atau jika Anda tidak tertarik pada semuanya itu maka apa salahnya jika kita coba untuk sekadar tukar pikiran tentang manusia Jawa. Dari mana manusia Jawa dilahirkan dan apa pandangan manusia Jawa (filosofi orang Jawa) terhadap kehidupan ini ? Saya memang orang Jawa, tetapi terus terang saya kurang faham tentang “siapakah sebenarnya orang Jawa itu ?”

Saya tunggu sambutan dari Anda untuk bersahabat dengan saya. Tetapi saya mohon lewat korepondensi saja (maklum tempat kami belum terpasang jaringan telepon), lagi pula saya yakin biaya surat menyurat jauh lebih murah dan efisien disamping bisa kita simpan sebagai kenangan. Setujukah Anda ? Di bawah ini adalah alamat lengkap saya.



Suprayitno
Perumahan Graha Mukti
Jl.Tlogomukti Timur I/878
Semarang

Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 11/11/2004

Wonogiri, 3 November 2004


Kepada Yth.
Bapak Suprayitno
Perumahan Graha Mukti
Jl.Tlogomukti I/878
Semarang

Salam sejahtera. Episto ergo sum. Semoga Bapak Suprayitno dan keluarga senantiasa dikaruniai oleh Tuhan dengan kesehatan dan kesejahteraan. Mohon maaf bila surat ini mengganggu Bapak. Perkenalkan, saya Bambang Haryanto, wong Wonogiri, pencetus Epistoholik Indonesia (EI), komunitas bagi orang-orang yang kecanduan menulis surat pembaca.

Sebagai epistoholik, saya senantiasa mengikuti surat-surat pembaca Anda di Kompas Jawa Tengah. Surat pembaca Anda berjudul “Iklan Rokok Yang Menyesatkan” (15/10/2004), terbit ketika kami di EI bersepakat memerangi bahaya rokok melalui surat pembaca. Demikian pula isi surat Anda terbaru, “Pelestarian satwa” (1/11/2004), menunjukkan bahwa antara kita ada kesamaan misi dalam menulis surat-surat pembaca, yaitu beriur gagasan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Merujuk hal di atas, agar kontribusi pemikiran Bapak dapat terdokumentasi secara khusus dan mudah diakses siapa saja di dunia ini, saya mengajak Bapak bergabung dalam komunitas Epistoholik Indonesia (EI). Komunitas EI sifatnya egaliter, saling asah-asih-asuh, saling mendorong untuk melahirkan karya-karya surat pembaca yang kritis, fair, dan mampu memberikan kontribusi gagasan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Begitulah, Bapak Suprayitno, info awal tentang EI. Kalau bapak berminat, segera saja kirimkan file surat-surat pembaca Anda. Kalau bisa dikirim via e-mail kepada kami. Bila tidak, fotokopian yang jelas (disertai nama media dan tanggal pemuatan), sudah cukup. Himpunan file surat pembaca Anda akan segera diluncurkan dalam situs blog Anda di Internet. Situs itu namanya (seperti kop koran) : Suprayitno / Semarang/ Warga Epistoholik Indonesia. Untuk pembuatan situs ini, Anda tidak dipungut biaya apa pun.

Sertakan pula biodata Anda, apa misi/visi Anda menulis surat pembaca, sejak kapan mulai menulis, berapa banyak sd saat ini, apa suka dukanya, dan harapan & saran/kritik untuk EI kita ini. Untuk mengenal lebih jauh isi jeroan EI, silakan kunjungi di : http://episto.blogspot.com. Untuk kenal anggota EI di : http://warei.blogspot.com, komentar bab surat pembaca di http://serbaserbi.blogspot.com dan esai-esai EI di http://esaiei.blogspot.com.

Semoga obrolan ini bermanfaat. Silakan sebarkan pula info ini kepada sobat sesama penulis surat pembaca di lingkungan dan kota Anda. Bila Anda siap menjadi warga EI, sisipkan di surat Anda nantinya 3 buah perangko @ Rp. 1.500 untuk pemberitahuan mengenai status situs Blog Anda di Internet. Saya tunggu. Terima kasih.
Episto ergo sum !. Saya menulis surat pembaca karena saya ada !

Hormat saya,


Bambang Haryanto
Epistoholik Indonesia
E-mail : epsia@plasa.com

P.S. Profil saya sendiri pernah dimuat di majalah Intisari (Juli 2004) dan Intisari (September 2004, di kolom Dialog).